Selamat Lebaran, Selamat Liburan, Selamat Mudik!

14.38

Lebaran kali ini, saya merasakan yang namanya benar-benar lebaran. Tentunya yang saya maksud bukan lebar-an, badan yang bertambah lebar, hehe.

Bulan puasa kali ini saya lalui dengan kondisi yang lebih berat dari sebelum-sebelumnya. Masih di tanah rantau, Semarang, dengan seabrek aktivitas kuliah dan organisasi. Ditambah dengan jadwal ujian yang dipadatkan menjadi seminggu (saja).

Pernah suatu kali, saya dan teman-teman saya harus take video mengelilingi Tembalang dibawah terik panasnya matahari. Mengambil footage sekaligus wawancara dalam sehari. Rasa-rasanya setiap lewat alfamart dan indomaret ingin hati masuk dan beli Fanta dingin, hehe. Bahkan teman saya ada yang hampir pingsan.
Setiap hari pun saya harus ngelembur, ngebut menyelesaikan tugas agar bisa pulang tepat waktu. Setelah tarawih langsung cusss bersama teman-teman ke indomaret atau kafe terdekat (yang harganya murah dan fasilitas wifi super kencang, sesuai acuan ‘bayar dikit dapet banyak’ ala anak kos) sekalian sahur dan biasanya baru pulang kos saat adzan subuh berkumandang.

Meskipun banyak rintangan yang harus dilalui, tapi di bulan Ramadhan kali ini pun saya juga bisa merasakan rasanya berpuasa bersama keluarga baru saya, kawan kuliah yang sama-sama merantau ke Semarang.

Warteg (tempat makan favorit hahaha), Tahu Tek Mojokerto, Hello Dinner, Khojaa, Angkringan Tugu Muda, dan masih banyak tempat lain yang menjadi destinasi wisata kuliner untuk berbuka. Berkumpul di sela-sela aktivitas yang hectic, saling bertukar kisah merindukan tanah kelahiran, masakan rumah, dan rencana kumpul keluarga saat Lebaran.

Sebenarnya ada sedikit penyesalan pula di bulan Ramadhan ini. Karena tugas seabrek dan tiap hari ngelembur, ibadah pun tidak bisa dikerjakan dengan maksimal, gas pol rem blong seperti sebelumnya. Paling-paling cuma aktivitas tidur nge-bleng di pagi sampai menuju siang yang bisa istiqomah, hiks :”)

Setelah menyelesaikan ujian kuliah dan ujian hidup (hehe), di tanggal 23 Ramadhan saya baru bisa pulang. Alhamdulillah nya di sisa hari-hari terakhir diisi dengan buka bersama beberapa keluarga besar (cuma sekali buka puasa di rumah).

Hingga Iedul Fitri pun tiba. Di momen ini akhirnya saya bisa bertemu dan berkumpul dengan keluarga besar (formasi lengkap), mengunjungi kediaman sanak saudara, melepas kangen, berbagi kisah dan tawa. Hal yang sangat dirindukan, yang harus ditahan selama di Semarang.

Alhamdulillah.. Alhamdulillah.. Alhamdulillah.. Akhirnya bisa pulang dan ndak sampai lebaran di Tembalang hahaha

Mengakhiri tulisan ini, saya mengucapkan ‘Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.’
Dan Selamat Lebaran, perantau! Selamat Liburan, Selamat Mudik!

You Might Also Like

0 komentar