Sebuah Kebenaran
22.35Pada selasa pagi itu, seperti biasa saya mengikuti mata kuliah Produksi Video yang diampu oleh Mas Bayu (DosWal terbaik) dan Mas Yanuar.
Setelah Mas Yanuar memberikan opening
speech untuk mengawali perkuliahan, giliran mas bayu yang memberikan ‘brainstorming’
kepada mahasiswa-mahasiswanya.
Salah satu kalimat menarik dari beliau
kala itu, “Di saat kalian semua terbiasa dididik dengan pemikiran yang
diseragamkan sejak Taman Kanak-Kanak hingga SMA, tapi pada jenjang kuliah kalian
tidak akan menerima itu.
Di sini, kemapanan pemikiran kalian akan
diocar-acir.”
“Sekarang yang kalian rasakan dari ruang
studio ini, dingin atau tidak?”
Beberapa mahasiswa yang ditunjuk ada yang
menjawab lumayan, dingin, ataupun hangat.
“Saya tidak akan menyalahkan, kalau
kalian bilang ruangan ini dingin, panas, hangat, atau sebagainya. Karena semua
benar. Tidak ada yang salah.
Itulah kebenaran.
Kebenaran milik manusia.”
Semua terdiam, berpikir.
“Ketika ada sebuah peristiwa terjadi,
setiap orang punya perspektifnya masing-masing. Selama opini, pendapat, argumen
nya bisa dipertanggung jawabkan, berdasar dan bisa dipikir secara nalar, maka
itu benar. Tidak salah.”
Saya pun langsung setuju dengan apa yang diucapkan
oleh Mas Bayu tadi. Kebenaran milik manusia adalah kebenaran yang universal.
Karena semua tergantung dari argumentasi yang dikemukakan. Karena sifat dasar
kebenaran yang universal adalah nisbi, tidak tetap. Karena semua orang pasti
memiliki kemampuan yang terbatas.
Jika seiring berjalannya waktu muncul argumentasi
yang lebih kuat dan disetujui oleh pihak mayoritas, maka kebenaran itu akan
berubah dan diganti dengan kebenaran yang lebih baru. Kebenaran yang semu bahkan kadang – kadang sarat kepentingan. Dan oleh
karenanya sangat sulit dijadikan standar dalam menentukan sebuah nilai
kebenaran.
Sedangkan kebenaran hakiki/absolut adalah
milik Tuhan. Sebuah kenyataan, realita yang tidak perlu persetujuan universal,
sebuah kebenaran yang sesungguhnya.
3 komentar
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMaka dari itu,Tuhan memberikan kaidah kebenaran berupa agama yang dibawa oleh para utusan. Bukan untuk menjadikan kebenaran secara mutlak, tapi paling tidak menjadikan manusia berbuat sesuatu yang mendekati hal itu.
BalasHapusJuga memberikan pengetahuan bahwa selain rasional dan irrasional, ada juga sesuatu yang bisa disebut suprarasional.
Cocok? 😁
Cocok bib 👍👍
Hapus😂😂 btw kulo malah gagal fokus sama foto njenengan hahahaha topine apik ik!